Departemen Administrasi Publik FISHIPOL UNY Gelar Visiting Professor Bahas Cultural & Heritage Tourism

Yogyakarta – Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik (FISHIPOL), Universitas Negeri Yogyakarta, sukses menyelenggarakan acara Visiting Professor pada hari Rabu, 23 April 2025 di Gedung Ki Hadjar Dewantara. Acara ini menghadirkan dua ahli dari Yala Rajabath University Thailand yang membahas keterkaitan antara politik, kebijakan pemerintah, dan soft power dalam pengembangan sektor pariwisata.

Miss Susan Hama sebagai pembicara pada sesi pertama menyampaikan materi mengenai pengaruh politik dan kebijakan pemerintah terhadap kemajuan sektor pariwisata. Dalam pemaparannya, beliau menyoroti keberhasilan Thailand menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar negara. Miss Susan juga menggarisbawahi bagaimana Thailand memiliki kemiripan dengan Korea Selatan, yang memanfaatkan soft power melalui media populer seperti film untuk mempromosikan kekayaan budaya mereka di tingkat global.

Miss Susan juga menarik persamaan antara Indonesia dan Thailand, seperti kemiripan dalam seni bela diri silat dan muay thai, serta kesamaan antara Candi Borobudur dengan berbagai candi di Thailand. Beliau menekankan bahwa kekayaan budaya memiliki daya tarik besar bagi wisatawan, yang sekaligus membawa tantangan dalam pengelolaan sektor pariwisata secara berkelanjutan. Miss Susan memperkenalkan konsep Cultural Tourism (Pariwisata Budaya) sebagai peluang untuk menjembatani wisatawan dengan komunitas lokal dan budaya mereka, sekaligus memberikan pengalaman yang mendalam mengenai sejarah dan kehidupan masyarakat setempat.

Pada sesi kedua yang menghadirkan Mister Panuwat Srimaca, mengulas penerapan soft power oleh Thailand dalam mempromosikan sektor pariwisatanya. Dalam presentasinya, Mister Panuwat menunjukkan bagaimana Thailand secara efektif memanfaatkan promosi melalui media, termasuk video promosi, selebriti internasional, dan produk budaya untuk menarik wisatawan. Salah satu contoh yang disorot adalah keberhasilan Thailand dalam menarik perhatian perusahaan teknologi besar, seperti Apple, yang memilih Thailand sebagai lokasi syuting promosi mereka.

Selain itu, Mister Panuwat menyoroti pemanfaatan popularitas Lisa BlackPink sebagai ikon global yang turut mempromosikan Thailand di berbagai proyek internasional. Di tingkat pemerintah, Thailand juga menerapkan soft power melalui kebijakan penggunaan pakaian tradisional secara rutin setiap minggu, yang memperkuat identitas budaya di mata dunia. Acara internasional seperti Miss Tiffany yang merupakan ajang kecantikan transgender yang berasal dari Thailand, juga menjadi contoh nyata kekuatan soft power negara tersebut.

Mister Panuwat dalam pemaparannya merangkum lima pilar utama soft power, diantaranya: Food (Makanan), Fashion (Fesyen), Film, Fighting (Seni Bela Diri), dan Festival. Pilar-pilar ini, menurutnya, memiliki peran besar dalam mempromosikan destinasi wisata ke ranah internasional.

Acara Visiting Professor ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam bagi mahasiswa mengenai pentingnya peran politik, kebijakan, serta soft power dalam mengembangkan sektor pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing global. Departemen Administrasi Publik FISHIPOL Universitas Negeri Yogyakarta berkomitmen untuk terus menghadirkan diskusi yang relevan dengan perkembangan ilmu administrasi publik dan isu-isu global terkini.